Hampir tidak
pernah ada pasien yang “to the point”
menyatakan problemnya. Ada berapa sebab
mengapa pasien cenderung cerita berputar-putar dan bahkan sering malah
menyembunyikan problem utama. Faktor
paling dominan adalah rasa percaya yang belum mantab terhadap terapisnya.Jadi
bagaimana terapis bisa memberikan sugesti therapeutic kalau pasiennya masih
kurang percaya. Kekurang percayaan
pasien ini bisa dimaklumi, karena memang umumnya terapis bukan orang yang sudah dikenal seperti sahabat karibnya. Menceritakan problem pribadi
kepada orang lain apalagi kalau baru kenal, sangat sulit. Oleh karena itu tugas
pokok terapis pada saat awal, bahkan sebelum interview, harus memberikan signal
dari bahasa tubuh bahwa ia bisa dipercaya . Karena yang kurang percaya adalah
pasien, maka terapis harus kental melakukan pacing & leading. Pacing
terhadap bahasa tubuh yang dilansir pasien dan leading agar interview menjadi
efektif karena bagaimanapun pertemuan antara pasien dan terapis diruang
konseling selalu dibatasi waktu.
Hal kedua
yang mebuat pasien sulit menceritakan apa adanya adalah rasa takut kalau
dianggap aneh, apalagi kalau menyangkut problem-problem yang sangat pribadi,
seperti perselingkuhan, kebiasaan buruk, masalah seksual dll. Setelah pasien merasa nyaman dan tidak
tegang, dan ia sudah melepas beberapa cerita , tetapi ia masih kesulitan untuk menyatakan problemnya saya
cenderung menggunakan cara : bercerita tentang problem yang (menurut dugaan
saya) mirip dengan problemnya, kalau masih tidak juga bisa “nyangkut”, saya
biasanya lalu memancing dengan cerita lainnya lagi. Seringkali tidak sampai 3 jenis cerita kasus lain saya sampaikan , pasien
sudah jadi lebih terbuka. Pada dasarnya saat menceritakan kasus
lain itu terapis memberikan signal bahwa problem yang lebih beratpun bukan hal baru.
Kesan bahwa problem yang berat itupun bukan hal baru menyebabkan pasien merasa aman.
Ia
lalu membolehkan dirinya menyampaikan hal paling sensitif yang mengganggunya.
Ketika
pasien mulai masuk dalam suasana “yes
mood” , maka terapis jadi memiliki kesempatan memasukkan sugesti therapeutic
sebelum pasien masuk dalam trance state. Therapeutic sugesti yang diberikan pada waktu dialog memiliki
kekuatan yang lebih besar dibanding dengan sugesti ketika pasien dalam keadaan
trance, karena sugesti dalam dialog disepakati
oleh pikiran sadar maupun pikiran bawah
sadar sehingga sugesti ini lebih mengakar. Kelemahan sugesti yang diberikan hanya dalam keadaan trance
adalah gangguan dari pikiran sadar, sabotase pikiran sadar seringkali mengikis
sugesti yang telah diberikan pada waktu dalam keadaan trance. Oleh karena itu
ketika sugesti diterima baik dalam keadaan trance maupun dalam keadaan sadar,
sugesti therapeutic tersebut menjadi lebih
kuat mengakar dalam pikiran. Saya justru sering menggunakan sugesti dalam keadan trance hanya
untuk memantabkan saja, karena sugesti yang diberikan selama dialog sudah
sepenuhnya diterima pasien.
Apa dan
Bagaimana melangsungkan pre-induction interview yang sekaligus mencangkokkan
sugesti-sugesti penyembuhan, akan bahas dan dilatih dalam workshop ini.
Siapapun Anda dan apapun profesi Anda, selama Anda membutuhkan proses
mencangkokkan sugesti pada orang lain, baik dengan hipnosis formal maupun tanpa
hipnosis,baik untuk proses terapi, bisnis atau bahkan hanya sekedar untuk
menasehati remaja gemblung, sesi bahasan ini pasti akan memberi kontribusi
besar bagi Anda ! Jaminan lain adalah pengalaman saya, karena saya memang sudah
melakukannya berpuluh tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar